Pernah nggak sih, kamu atau si kecil di rumah demam, lalu buru-buru minum obat penurun panas, tapi kok demamnya nggak langsung bablas turun? Rasanya kok gemas ya, udah minum obat tapi suhu tubuh masih hangat atau bahkan malah naik lagi setelah beberapa jam. Jangan khawatir, kamu nggak sendirian kok mengalami kebingungan ini!
Fenomena ini sering banget bikin cemas. Tapi sebenarnya, ada beberapa alasan kenapa demam itu butuh waktu untuk turun, bahkan setelah kamu minum obat. Mari kita pahami lebih dalam penjelasannya!
Sebelum membahas mengapa demam sulit turun, penting untuk selalu ingat bahwa demam itu sendiri adalah respons alami dan positif dari tubuh kita. Demam muncul karena sistem kekebalan tubuh sedang bekerja keras melawan infeksi, entah itu virus, bakteri, atau penyebab lainnya, serta peradangan. Dengan menaikkan suhu tubuh, lingkungan di dalam tubuh menjadi kurang nyaman bagi patogen penyebab penyakit, sehingga mereka lebih sulit untuk berkembang biak. Obat penurun demam, seperti paracetamol atau ibuprofen, bekerja dengan cara "menyetel ulang" pusat pengaturan suhu di otak kita, yang disebut hipotalamus, agar suhu tubuh kembali ke batas normal. Namun, perlu dipahami bahwa proses ini tidaklah instan, dan ada beberapa faktor yang sangat memengaruhi kecepatan kerjanya.
Lalu, apa saja alasan mengapa demam tidak langsung turun atau bahkan bisa naik lagi setelah minum obat?
Salah satu alasan utamanya adalah obat butuh waktu untuk bekerja. Obat yang kamu minum tidak langsung secara ajaib menurunkan suhu tubuh begitu ditelan. Ada proses yang harus dilalui; obat perlu waktu untuk dicerna di lambung dan kemudian diserap ke dalam aliran darah. Setelah itu, barulah obat diangkut ke seluruh tubuh, termasuk ke otak untuk memengaruhi pusat pengaturan suhu. Proses ini, dari mulai menelan hingga obat bereaksi, bisa memakan waktu sekitar 30 menit hingga 1 jam, atau bahkan lebih lama, tergantung pada jenis obat yang dikonsumsi dan respons tubuh masing-masing individu. Efek maksimal obat biasanya baru akan terasa setelah satu atau dua jam setelah diminum. Jadi, kesabaran memang menjadi kunci di sini.
Kemudian, dosis obat yang belum tepat juga sering menjadi penyebab. Hal ini kerap terjadi, terutama saat memberikan obat kepada anak-anak. Jika dosis obat yang diberikan terlalu rendah atau tidak sesuai dengan berat badan atau usia pasien, efeknya tentu tidak akan optimal dalam menurunkan demam. Penting sekali untuk selalu memastikan dosis sudah tepat sesuai anjuran dokter atau petunjuk yang tertera jelas di kemasan obat. Selain itu, obat penurun demam memiliki durasi kerja tertentu, misalnya paracetamol biasanya bekerja efektif selama 4 hingga 6 jam. Jika demam kembali naik sebelum jeda waktu yang direkomendasikan untuk dosis berikutnya, sangat penting untuk tidak terburu-buru menambah dosis. Tunggulah sampai waktu yang tepat untuk memberikan dosis selanjutnya.
Faktor lain adalah intensitas infeksi yang kuat. Terkadang, penyebab demam itu sendiri bisa sangat agresif. Jika infeksi yang menyerang tubuh, misalnya karena virus flu yang ganas atau infeksi bakteri yang cukup parah, sangat kuat, tubuh akan terus berusaha menaikkan suhu sebagai mekanisme pertahanan. Dalam kondisi seperti ini, obat penurun panas mungkin hanya mampu menahan atau menurunkan suhu sebentar, namun tubuh akan terus dalam mode "pertempuran" sehingga demam bisa naik lagi setelah efek obat berkurang. Pada beberapa jenis infeksi, demam bahkan bisa naik-turun atau bergelombang, di mana obat hanya meredakan sementara sebelum suhu kembali melonjak karena tubuh masih aktif melawan patogen.
Selanjutnya, kurangnya asupan cairan atau dehidrasi juga bisa memperburuk demam dan membuat tubuh kesulitan menurunkan suhu. Saat demam, tubuh cenderung mengeluarkan banyak cairan melalui keringat sebagai upaya pendinginan alami. Jika asupan cairan tidak mencukupi, tubuh akan kesulitan mengatur suhu dan proses pendinginan alami menjadi tidak efektif. Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan minum air putih yang cukup atau cairan lain seperti jus buah, sup, atau larutan oralit, saat demam untuk mencegah dehidrasi.
Meskipun jarang, terkadang demam yang sulit turun bisa menjadi indikasi adanya kondisi medis lain yang lebih serius atau komplikasi. Misalnya, infeksi virus yang diikuti oleh infeksi bakteri sekunder, atau pada beberapa kasus, demam yang tidak jelas penyebabnya atau sulit dikendalikan bisa terkait dengan kondisi autoimun.
Lantas, kapan kita harus mulai khawatir dan segera membawa diri atau orang terkasih ke dokter? Segeralah mencari bantuan medis jika demam mencapai suhu tinggi (di atas 39°C) dan tidak turun sama sekali setelah minum obat selama lebih dari 2-3 hari. Perlu juga diwaspadai jika demam disertai kejang, muncul ruam kulit yang aneh, sakit kepala hebat, leher kaku, atau sangat sensitif terhadap cahaya. Kesulitan bernapas atau nyeri dada, serta tanda-tanda dehidrasi parah seperti mulut kering, tidak buang air kecil, atau sangat lesu, juga merupakan alarm untuk segera ke fasilitas kesehatan. Khusus untuk bayi di bawah usia 3 bulan yang demam, konsultasi dengan dokter harus segera dilakukan.
Ingatlah, obat penurun demam berperan untuk meredakan gejala dan membuat kamu atau orang yang sakit merasa lebih nyaman, namun obat tersebut tidak menyembuhkan penyebab demam itu sendiri. Berikan waktu bagi tubuh untuk berjuang, dukung dengan istirahat yang cukup, asupan cairan yang memadai, dan nutrisi yang baik. Jika demam tak kunjung turun atau disertai gejala-gejala yang mengkhawatirkan, jangan ragu untuk mencari bantuan medis profesional demi kesehatanmu dan keluarga.

0 Komentar